Powered By Blogger

Sabtu, 31 Maret 2012

PERBEDAAN POKOK ANTARA ISLAM DAN TASAWUF

PERBEDAAN POKOK ANTARA ISLAM DAN TASAWUF

PERBEDAAN POKOK ANTARA ISLAM DAN TASAWUF

Manhaj dan jalan Ialam berbeda sama sekali dgn manhaj tasawuf dan perbedaan itu mengenai hal yg sangat mendasar. Yaitu perbedaan dalam hal sumber - sumber pengambilan agama dalam akidah dan syari`ah. Dijelaskan Islam menjadikan sumber pengambilan Aqidah terbatas pada wahyu yg memeberikan kepada para Nabi dan Rasul saja hal yg kita miliki adl Al Qur`an dan As Sunnah saja. Adapun agama sufisme .
Istilah Abdurrahman Abdul Khaliq yg mereka jadikan sumbernya adl bisikan yg dida`wahkan datang kepda para wali dan kasyf yg mereka da`wahkan dan tempat-tempat tidur perjumpaan dgn orang-orang mati yg dulu-dulu dan dgn Nabi Khidir a.s bahkan dgn melihat Lauh Mahfudh dan mengambil dari jin yg mereka namakan para badan halus .
Adapun sumber pengambilan syari`ah bagi ahli Islam adl Al Kitab As Sunnah Ijma` dan Qiyas . Sedangkan bagi orang-orang tasawuf perbuatan syariat mereka didirikan diatas mimpi-mimpi khidhir jin orang-orang mati syaikh-syaikh semua mereka itu dijadikan pembuat syariat. Oleh krn itu jalan-jalan dan cara-cara pembuatan syariat tasawuf itu bermacam-macam. Sampai-sampai mereka mengatakan jalan-jalan menuju Allah SWT itu sebanyak bilangan nafas makhluk-makhluk. Maka tiap-tiap syaikh memiliki tarekat dan manhaj/jalan utk pendidikan dan dzikir khusus. Maka tasawuf itu adl ribuan agama aqidah dan syari`at; bahkan ratusan ribu tidak terhitung banyaknya semuanya itu dibawah apa yg dinamakan tasawuf.
Dan inilah perbedaan asasi antara Al Islam dan tasawuf. Islam itu adl agama yg Muhaddad aqidahnya ibadahnya dan syari`atnya. Sedangkan tasawuf itu agama yg tidak ada batasannya tidak ada pengertian dalam aqidah ataupun syari`at-syari`atnya. Inilah perbedaan yg paling besar antara Al Islam dan tasawuf.
I. Garis-garis besar Aqidah Sufisme
Aqidah Sufisme mengenai Allah Orang-orang tasawuf percaya kepada Allah dgn aqidah-aqidah yg macam-macam diantaranya al-hulul seperti pendapat Al Hallaj . Faham hulul faham yg menyatakan bahwa Tuhan telah memilih tubuh-tubuh manusia tertentu sebagai tempat-Nya setelah sifat-sifat kemanusian dalam tubuh tersebut dihilangkan. Faham hulul dalam tasawuf ditimbulkan oleh Husein Ibnu Manshur al-Hallaj yg mengajarkan bahwa Allah memiliki dua sifat dasar yaitu sifat ke-Tuhan-an dan sifat kemanusiaan . Hal tersebut dilihat dari teori kejadian makhluk-Nya sebagai berikut Sebelum Tuhan menciptakan makhlukIa hanya melihat dirinya sendiri. Dalam kesendirian-Nya itu terjadilah dialog antara Tuhan dgn diri-Nya. Dialog yg dalam tidak terdapat dalam kata-kata atau pun huruf-huruf. Yang dilihat Allah hanya kemuliaan dan ketinggian-Nya dan Dia pun cinta pada Dzat-Nya sendiri. Cinta yg tidak dapat disifatkan dan cinta inilah yg menjadi sebab wujud dan sebab dari banyak dan Ia-pun mengeluarkan dari yg tiada bentuk Diri-Nya yg mempunyai segala sifat dan nama-Nya dan bentuk tersebut adl Adam dan seterusnya.
Setelah Adam tercipta dgn cara-Nya maka Ia sangat mencintai dan memuliakannya di surga dan sebagai khalifah di bumi-Nya. Kemudian akibat pendapatannya yg mengandung kemusyrikan itu maka Al-Hallaj yg lahir di FarsPersi 244H/ 26Maret 922 M. di Baghdad di bawah kekhalifahan Abbasiyah khalifah ke-18 dari 37 khalifah Al-Muqtadir bi `I-lah Selain Al-Hallaj dituduh membawa paham ang menyesatkan ia juga dituduh mempunyai hubungan dgn Syi`ah Qaramithah suatu kelompok Syi`ah garis keras yg dipimpin oleh Hamdan bin Qarmat yg menentang pemerintahan Dinasti Abbasiyah sejak Abad ke-10 sampai abad ke-11.
Sumber lain menyebutkan Abu Mughits Al-Husein bin Manshur Al-Hallaj dilahirkan diPersia seorang cucu dari penganut Zoroaster dibesarkan di Irak. Tokoh inilah yg terkenal dgn “hululiyyin” dan “Ittihadiyyin” . Ia dituduh kafir dibunuh dan disalib krn empat perkara yg dituduhkan kepadanya
    • Karena berhubungan dgn orang-orang Qaramithah .
      Karena ucapannya “Aku adl Tuhan yg Haq “.
      Karena pengikutnya meyakini akan ke-Tuhan-an diri-nya.
      Karena pendapatnya tentang haji bahwa haji ke Baitullah tidak termasuk suatu kewajiban yg harus dilaksanakan.
  • Tentang kepribadiannya banyak hal-hal yg tidak jelas. Pertama sikapnya yg sangat keras kepala membangkang dan ekstrim. Ia mengarang buku “ Al-Thawwasin” yg diteliti dan diterbitkan kembali oleh Louis Massignon .
    Ulama yg hidup pada masa itu diantaranya At-Thabari ahli tarikh / sejarah . Al- Asy’ari ahli ilmu kalam yg pernah berfaham Mu’tazilah selama sekitar 40 tahun kemudian berubah ke faham yg kini disebut Asy’ariyah Asya’irah dan kemudian rujuk ke manhaj salaf dgn menyusun kitab Al-Ibanah kitab tauhidyang manhaj-nya salaf namun para pengikut kini merujuknya bukan ke salaf tapi ke yg Asy’ariyah yg berdekatan dgn faham Maturidiyah. Beliau wafat tahun 935 M berarti masih hidup selama tiga tahun setelah disalibnya Al-Hallaj 923 M. Sedang Junaid Al-Baghdadi mufassir sufi pertama meninggal tahun 910 M saat itu Al-Hallaj baru berumur dua atau tiga tahun ketika umur 25 tahun Al-Hallaj dibunuh dan disalib di jembatan Baghdad lantaran fahamnya yg dinilai sangat membahayakan Islam.
    Dan diantara aqidah sufi yaitu wihdatul wujud di mana tidak ada pemisahan antara khaliq dan makhluk. Inilah aqidah yg terakhir yg tersebar sejak abad ketiga Hijriyah sampai hari ini dan diterapkan akhir-akhir ini oleh tiap tokoh tasawuf. Yang paling terkenal dalam aqidah ini adl Ibnu Arabi Ibnu Sab’in At-Tilmasani Abdul Karim Al-jilli Abdul Ghani An-Nablisi dan para tokoh tarekat-tarekat sufisme baru pada umumnya.
    Ada pula aqidah sufi yanfg namanya ittihad yaitu bersatunya seorang sufi sedemikian rupa dgn Allah SWT setelah terlebih dahulu melalui penghancuran diri dari keadaan jasmani dan kesadaran rohani utk kemudian berada dalam keadaan baka`
    Paham ittihad pertama kali dikemukakan oleh sufi Abu Yazid al-Bustami Pada suatu waktu dalam pengembaraannya setelah shalat Subuh Yazid Al-Bustami berkata kepada orang-orang yg mengikutinya”Innii ana Allah laa ilaaha illaa ana fa`budnii .” Mendengar kata-kata itu orang-orang yg menyertainya mengatakan bahwa al-Bustami telah gila.
    Menurut pandangan para sufi ketika mengucapkan kata-kata itu al-Bustami sedang berada dalam keadaan ittihad suatu maqam tertinggi dalam paham tasawuf.
    Dalam keadaan ittihad seorang sufi sering mengucapkan kata-lata yg aneh seakan-akan ia mengaku Tuhan seperti yg diucapkan al-Bustami diatas. Al-Bustami juga pernah mengucapkan kata-kata”Subhani subhani ma a`dhama sya`ni .”
    Al-Bustami juga berkata”Laisa fi al-jubbah illa Allah .” Kata-kata seperti itu disebut syathahat . Dalam pandangan sufi kata-kata itu bukan keluar dari seorang sufi tetapi kata-kata Allah SWT melalui lisan seorang sufi tetapi sedang dalam keadaan ittihad. Bukan Dzat Allah SWT yg berbicara tetapi aspek Allah SWT yg ada pada diri sufi itulah yg sedang berbicara.
    Betapa jauh kepercayaan sufi itu dari Islam. Allah SWT disamakan dgn jin atau syetan yg masuk kediri manusia hingga manusianya menjadi kesurupan dan bicaranya ngaco hanya saja dinamakan syathahat yaitu bicara ngaco namun justru dianggap telah mencapai tingkatan tertinggi yg mereka tuduhkan yakni ittihad menyatu dgn Tuhan. Na`udzubillaahi min dzaalik dari aqidah yg amat sesat itu.
    Hanya saja aqidah sesat ini ditampilkan dgn nada miring berupa pembelaan samar dibuku yg disebut Ensiklopedia Islam di Indonesia ini yg ditangani dan ditulis oleh orang-orang IAIN Jakarta dan lainnya yg memang ada seorang profesor yg dikenal sebagai pengajar tasawuf sekaligus pembela tasawuf. Pak profesor itu pernah mengajar tasawuf kepada saya dan teman-teman 40-an orang di Jakarta 1997 yg rata-rata mempunyai jama`ah dan keluaran perguruan tinggi Islam dan Insya Allah mampu membaca kitab. Saya katakan pada Pak Profesor tasawuf itu dalam perkuliahan bahwa tasawuf itu bukan dari Islam mengotori Islam. Apa itu kasyf yg dibeberkan Abu Hamid Al-Ghozali ? Itu bukan ajaran Islam krn teori itu Jayabaya yg sama sekali bukan orang Islam pun kemungkinan bisa dgn istilah yg dikenal dgn “ramalan Joyoboyo“. Disamping itu Al-Ghazali tidak memperhatikan Islam secara penuh. Dia masih hidup selama 25 tahunan ketika perang salib berlangsung yaitu perang besar dan berkepanjangan antara Muslimin dgn Kristen. Namun sebagai ilmuwan Al Ghazali tidak terdengar adanya perhatian dia tentang perang jihad yg sangat besar itu baik itu tulisan ataupun pidato padahal dia sangat rajin mengarang. Bahkan di Jawa Sunan Mangkunegoro IV yg diangkat-angkat sebagai orang yg termasuk tokoh sufi ternyata dia itu sendiri jelas-jelas menulis syair yg menyatakan bahwa dirinya tidak sholat. Jadi tasawuf itu jelas bukan ajaran Islam bahkan mengotori Islam tutur saya .
    Bagaimana reaksi Pak profesor yg bukan sekedar mengenalkan apa itu sufi namun memang pembawa ajaran tasawuf itu ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar