Ibnu
Hajar seorang ulama sunni berkata,'' Muhammad Baqir merupakan pembedah
harta keilmuan yang tersimpan, dia memaparkan hakikat-hakikat
tersembunyi hukum-hukum, hikmah dan rahasia keilmuan. Berbagai rahasia
keilmuan yang tidak ada kemungkinan untuk dibeber masa-masa sebelumnya
telah dipaparkan pada masa beliau dengan jelas, karena alasan-alasan
itu maka dia disebut sebagai Baqirul Ulum (sang pembedah ilmu) dan sang
pionir pengetahuan. Abdullah bin Atha, seorang pembesar ulama sunni
lainnya berkata, '' Aku tidak pernah melihat para ulama terlihat kecil
dalam sebuah pertemuan
kecuali ketika mereka bersama Muhammad bin Ali Al Baqir'' |
Imam
Muhammad AlBaqir lahir pada awal bulan Rajab di kota Madinah tahun 57
HQ. Orang tua beliau adalah Husain bin Ali sedang ibu beliau adalah
Fathimah yang lebih dikenal sebagai Umi Abdillah salah seorang putri
dari Imam Hasan AlMujtaba. Jadi beliau memiliki dua orang tua yang
berasal dari Bani Hasyim. Imam Baqir shahid pada hari senin tanggal 7
dzulhijjah tahun 114 HQ pada umur 57 tahun, atas perintah Hisyam bin Abdul Malik seorang penguasa Umawiyah ahirnya beliau merengkuh syahadah karena diracuni. Beliau dimakamkan di Madinah di pekuburan Baqi.
Imam Baqir adalah salah seorang
anak kecil yang ditahan pada peristiwa yang menimpa kakeknya di
Karbala, pada waktu itu beliau masih berusia tiga tahun lebih tiga
bulan. Semasa hidup beliau terkenal dengan keilmuan, ketaqwaan dan
kesucian batinnya. Beliau terhitung sebagai tempat rujukan untuk
memecahkan masalah keilmuan bagi umat Islam. Keberadaan Imam Muhammad
Baqir merupakan pioner penabuh genderang yang membangunkan umat dari
tidur panjang kelalaian. Karena beliau dikenal masyarakat sebagai
tanda-tanda anak dari orang yang telah mempersembahkan jiwa raga demi
utuhnya agama Islam disaat terjadi
puncaknya penyimpangan atas nama agama Islam, penyimpangan yang hampir
saja memusnahkan agama Islam. Imam Baqir juga berupaya menyampaikan
dakwah yang berpusat di medan Karbala, sehingga masyarakat menjadi tahu
atas apa yang sebenarnya terjadi.
Pada
musim haji ribuan umat Islam baik dari Irak maupun Khurosan, berbondong
minta fatwa beliau dan menanyakan berbagai masalah yang mereka miliki.
Hisyam bin Abdul Malik ketika dia memandang Imam Baqir dan bertanya
siapakah dia, pada dia orang-orang berkata dia adalah orang yang telah
membuat masyarakat Kufah takjub, dia adalah Imam dari Irak. Para fukaha
besar hauzah pusat pemikiran dan keilmuan menjadikan dia sebagai tempat
merujuk ketika mereka menemui permasalahan yang sulit dipecahkan. Sudah
begitu banyak dialog dialog dilakukan dengan Imam Baqir dan beliau
dipojokkan dengan pertanyaan yang sulit dan dalam keadaan genting
dihadapan pandangan masyarakat yang turut hadir, bukannya kalah dalam
dialog melainkan justru beliau malah berhasil
membuat mereka terkesima. Beliau mampu memberikan jawaban cerdas,
ilmiah, dengan dalil jelas, kuat dan bisa diterima para penanya yang
berusaha memojokkan beliau.
Hauzah
ilmiah beliau merupakan tempat mendidik ratusan ilmuwan dan ahli hadis,
hauzah itu merupakan tempat yang penting (dalam dunia Islam). Jabir
Ja’fi berkata,” Abu Ja’far telah meriwayatkan tujuh puluh ribu hadis
padaku” Muhammad bin Muslim berkata,” ketika ada suatu masalah yang
terasa sulit dipecahkan aku tanyakan hal itu pada Abu Ja’far, hingga
aku dapatkan tiga puluh ribu hadis dari pertanyaan-pertanyaanku itu.”
Imam Muhammad Baqir ketika menyifati syiahnya berkata,” Begitulah Syiah
kami dan syiah Ali, mereka mengikuti kami dengan totalitas jiwa dan
raga tanpa ada riya sedikitpun, dan demi menjaga dan menghidupkan agama
mereka selalu melindungi kami, ketika mereka marah tidak ada kerugian
yang timbul darinya dan ketika mereka sedih mereka tidak
berlarut-larut dalam kesedihannya itu. Siapapun yang menjadi tetangga
mereka akan mendapat berkah, ketika ada yang bermasalah dengan mereka,
mereka berupaya mencari jalan pemecahan damai. Dan syiah kami adalah
orang yang taat pada Allah swt.”
Imam Baqir as dihadapan Penguasa Zalim
Imam
Baqir hidup semasa dengan lima orang khalifah bani Umayah yaitu Walid
bin Abdul Malik, Sulaiman bin Abdul Malik, Sulaiman bin abdul Aziz,
Yazid bin abdul Malik, dan Hisyam bin Abdul Malik. Semua khalifah ini
adalah orang sombong dan takabur kecuali khalifah Umar bin Abdul Aziz,
mereka senantiasa mengganggu dan mempersulit Imam Baqir as. Pada
masa-masa itu beliau memiliki kesempatan untuk menyebarkan ilmu yang
lebih luas, lebih dari itu beliau juga telah meletakkan pondasi awal
pembentukkan universitas Islam pada masa keimamahan beliau, usaha yang
kemudian dilanjutkan dan diselesaikan pada zaman putra beliau yang
bernama Ja’far As Shodiq as. Metodologi dakwah yang diaplikasikan oleh
Imam pendahulu beliau yaitu Imam Baqir dan Imam Sajad as dilakukan
secara sembunyi-sembunyi dengan metodologi dakwah bawah tanah, karena
menggunakan metode ini maka tidak ada yang mengetahui dakwah yang
mereka lancarkan. Namun, walau sudah dilakukan dengan sembunyi-sembunyi
tetap saja bisa bocor, mengetahui itu khalifah menjadi marah besar dan
akhirnya mereka dibuang dan diasingkan agar tidak bisa berhubungan
dengan masyarakat.
Pada
ahirnya tahun 114 H Imam Baqir as yang menjadi sumber kemarahan
khalifah Hisyam bin Abdul Malik diracuni dan beliau merengkuh syahadah
dengan perantara pembantu yang berkhianat pada beliau. Jenazah orang
besar ini dimakamkan dekat dengan kuburan orang tua beliau di pekuburan
Baqi.
Keutamaan dan Keilmuan Imam Muhammad Baqir As
Semasa
hidup beliau mengabdikan diri dengan menyebarkan ilmu Islam dan
mendidik para murid beliau, beliau mengajarkan masalah pengenalan agama
Islam, fikih, dan hukum Islam. Selain
itu beliau juga menyiapkan diri untuk menjadi tempat rujukan masyarakat
dalam mencari pemecahan masalah dalam berbagai hal. Beberapa murid
beliau diantaranya : Muhammad bin muslim, Zurarah bin Ain, Abu Nashir,
Hisyam bin Salim, Jabir bin yazid, Hamron bin Ain, dan Barid bin
Muawiyah Al Ajali. Berkat beliau terjadi capaian keilmuan sebegitu rupa
sehingga beliau pun disebut sebagai Baqirul Ulum ( pemecah keilmuan).
Seorang ulama besar sunni Ibnu Hajar Al Haitami terkait Imam Baqir
menulis, ''Muhammad Baqir merupakan pembedah harta keilmuan yang
tersimpan dia memaparkan hakikat-hakikat tersembunyi hukum-hukum,
hikmah dan rahasia keilmuan. Berbagai rahasia keilmuan yang tidak ada
kemungkinan untuk dibeber pada masa-masa sebelumnya telah dipaparkan
pada masa beliau dengan jelas, karena alasan-alasan itu maka dia
disebut sebagai Baqirul Ulum (sang pembedah ilmu) dan sang pionir
pengetahuan” Abdullah bin Atha, seorang pembesar ulama suni lainnya
berkata,'' Aku tidak pernah melihat para ulama terlihat kecil dalam
sebuah pertemuan kecuali ketika mereka bersama Muhammad bin Ali
AlBaqir''. Dalam ceramahnya Imam Baqir lebih sering mengungkapkan dalil
atas ucapannya dari Qur’an dan menyatakan diri sebagai saksi(hujjah)
atas kalam Allah swt.
Beliau berkata, “ Atas semua yang aku sampaikan tanyakanlah padaku
dimana pembahasan itu ada dalam Qur’an, aku akan jelaskan ayat yang
berhubungan dengannya.”
Sembilan Panah pada Jantung Hisyam
Terjadi peristiwa menarik yang penuh hikmah. Peristiwa lomba memanah ditempat yang dipersiapkan Hisyam bin Abdul Malik
dimana Imam baqir diundang untuk dibuat runtuh wibawanya dengan
mengalahkan beliau dalam pertandingan memanah itu. Khalifah berharap
Imam akan menjadi hina dimata masyarakat. Tidak seperti yang Hisyam
harapkan ternyata lomba itu malah menjadi sejarah keemasan dari Imam
baqir dalam dunia permainan panah. Hisyam dengan perinci telah
mempersiapkan perlombaan panah itu, dan sebelum Imam masuk Hisyam
menyuruh para ahli panahnya untuk unjuk kebolehan. Setelah Imam masuk
dan baru saja duduk Hisyam menghadapkan wajahnya pada Imam dan
berkata,” Apakah kamu berminat untuk ikut lomba memanah?” Imam berkata,
“ Sekarang aku sudah begitu tua dan waktu bermain panah sudah lama
berlalu, jadi mohon maaf karena itu.” Hisyam sangat bahagia mendengar
itu dan merasa kesempatan emas untuk mengalahkan imam sudah dihadapan
mata, dia memaksa dan meminta agar imam ikut serta dalam lomba itu
dengan memberikan busur dan anak panah pada Imam. Ahirnya Imam
mengambil panah itu dan segera meletakkan panah pada busur
serta mengarahkan panah pada sasaran. Anak panah meluncur dan menancap
tepat di tengah, kemudian beliau kirim panah berikutnya tepat di anak
panah yang sudah menancap sebelumnya hingga anak panah pertama pecah
menjadi dua, begitu berulang ulang hingga panah kesembilan, peristiwa
ini sangat mengejutkan penonton yang datang pada waktu itu, mereka
sangat takjub dan terkesima, peristiwa itu meninggalkan dampak besar
dihati mereka yang menyaksikanna.
Tanpa
disadari Hisyam berkata,” Ya Aba Ja’far kamu adalah pemanah terbaik
diantara orang Arab maupun Ajam (non Arab), bagaimana kamu bisa berkata
“ Aku sudah tua”? seketika dia menundukkan kepala dan sibuk dengan
pikirannya. Setelah itu Imam Baqir dan putranya as diajak duduk di
kursi khusus dan diperlakukan dengan begitu istimewa. Hisyam kembali
berkata,” Kaum Quraiys dari penutup keberadaan kemampuanmu untuk
menjadi seorang pemimpin atas bangsa Arab dan Ajam, siapa yang
mengajarkanmu keahlian memanah ini? Dan berapa lama kamu
mempelajarinya? Imam berkata,” Kamu tahu bahwa orang Madinah biasa
melakukan hal ini, aku pun sama, ketika masih muda aku sering melatih
kemampuan ini, namun kemudian tidak aku lanjutkan lagi, namun karena
kamu memaksaku akhirnya aku lakukan lagi. Hisyam bertanya lagi,” Apakah
Ja’far juga memiliki keahlian seperti kamu? Imam menjawab,” Kami adalah
keluarga penyempurna agama dan nikmat” pada hari ini
telah kami sempurnakan untuk kalian agama kalian” kami saling
mewariskan satu dengan yang lain dan bumi ini tidak akan pernah kosong
dari orang-orang seperti kami walaupun sebentar saja.
Ucapan Pencerah Imam Baqir berkata:
“Aku
nasihatkan padamu lima perkara, jika orang didzalimi kamu jangan
berbuat dzalim, jika ada yang berkhianat padamu kamu jangan
mengkhianati, jika ada yang membohongimu kamu jangan marah, jika ada
yang memujimu kamu jangan berbahagia, jika mereka berbuat baik padamu
jangan terlalu merasa gembira.”(*)
jangan terlalu merasa gembira.”(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar