Seksi
Marahkan saya karena dianggap berpikiran negatif oleh wanita yang mengenakan pakaian seksi. Sejujurnya—walau inginnya bilang tidak—saya marah.
Saya selalu percaya dengan anggapan ini:
Lelaki mana yang tidak menoleh melihat wanita yang pamer bagian tubuhnya.
Tetapi, entah kenapa alasan ini sering dianggap klise. Tetap saja pikiran kotor
saya yang disalahkan.
Saya berpikir kotor kan karena melihat
sesuatu yang kotor. Masak iya saya berpikir bersih kalau melihat sampah yang
kotor.
Ternyata kita hanya saling menunjuk-nunjuk
kesalahan. Wanita menunjuk pria berotak sempit bahkan menghina kecerdasan pria
karena melihat (maaf) paha saja nafsu, dan lain-lain. Sungguh dikatakan salah,
saya tidak terlalu tersinggung, tapi jika dikatakan tidak berintelektual saya
tersinggung juga.
Entahlah, mungkin pengaruh modernisasi
yang begitu cepat mempengaruhi berbagai aspek dalam kehidupan sehingga sikap
pun sudah banyak bergeser. Apakah salah, jika saya masih mempercayai pesan lama
soal nilai dan moral? Atau kalau pertanyaannya dibalikkan padanya, apakah iya
yang kamu percayai itu benar? Padahal kamu tahu kalau pria-pria disini
(katanya) berotak mesum, kok masih berani berpakaian seksi.
Jika memang kami bodoh dan Anda cerdas,
kenapa Anda harus bersusah payah berpakaian seksi untuk menarik perhatian kami,
kaum pria. Kan bisa mengandalkan intelektualitas Anda saja. Yang saya yakin
lebih tahan lama, daripada kecantikan yang akan segera kisut.
Oke. Saya tidak mempermasalahkan Anda
berpakaian seksi atau tidak.
Tapi menganggap kami (lelaki) sebagai
penyebab segala keburukan (pelecehan, dll) yang dialami wanita, sungguh tidak
bijak.
Anda harus paham, bahwa di dunia ini
berlaku hukum sebab-akibat.
Jika tidak mau menerima akibat, ya jangan
mencari-cari sebab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar